GUNUNG BUKIT TUNGGUL - Puncak tertinggi Bandung Utara?


Assalamualaikum rekan sejawat!
yeay pa kabs ni? sehat-sehat selalu yaa..

Gokiiil ini postingan ke pending lamaaa binggo, kelupaan wkwk I'm sorry :) 
Oke jadi weekend waktu itu gue diajak sobat nanjak gue ngecamp di Bukit Tunggul (2.209 mdpl), katanya doi sama temen komunitasnya, w kira banyakan lah ternyata cuma berempat include gue wkwk yaudala yaa.
Wait, before going any further, usut punya usut, gunung ini dinamai Bukit Tunggul karena masih satu rangkaian dengan Tangkuban Parahu dan Burangrang. Apa hubungan nya? Konon menurut legenda Sangkuriang, bonggol/pokok/tunggul pohon yang dijadikan perahu oleh Sangkuriang adalah Bukit Tunggul, perahu yang ditendangnya adalah Tangkuban Parahu, sisa kayu yang berserakan menjadi Burangrang dan perbukitan di Bandung Raya. Begitu cerita rakyatnya xixixi. 

Sabtu, 10 Oktober 2020 jam 2 siang gue pulang kerja langsung caw, kumpul di kost-an salah satu teman daerah Ciwaruga, packing-packing bagi logistik sambil ngobrol-ngobrol ringan, setelah semua beres kita langsung berangkat menuju Kampung Cibodas, Lembang dengan 2 buah kuda besi sehabis ashar. 
Perjalanan ditempuh kurang lebih 1,5 jam dengan kecepatan normal, sampai di basecamp pukul 5 dengan kondisi basecamp yang sepiiii kek hatimu. Hanya ada 2 remaja, yang berteduh menunggu hujan reda, katanya mereka baru turun dan hendak pulang, karena kebingungan tidak ada pengelola yang berjaga, kami pun bertanya pada 2 remaja itu, lalu mereka memberikan nomor kontak pengelola basecamp. Setelah di hubungi, 10 menit kemudian datanglah seorang bapak kira-kira berusia kepala 4 yang gue lupa namanya haha, saia juga manusia fren :), kita sebut saja Pak PB (Pengelola Basecamp wkwk). Menurut informasi dari Pak PB, gunung ini memang baru dibuka untuk pendakian sejak 2018, namun fasilitasnya belum memadai, kabarnya masih ada selisih paham yang tidak kunjung sepakat antara warga dan Perhutani, sehingga tidak ada tiket/simaksi dan asuransi resmi, sementara ini, basecamp dikelola oleh warga dengan membayar 15.000 rupiah untuk pengelolaan dan 5000 untuk parkir. 
Masih sangat jarang juga pendaki yang menjamah gunung ini, saat itu pun hanya kami ber-4, gewlaa bener-bener gak ada lagi pendaki lain tjuy yang naik malam itu, gunung berasa milik berempat, ngeri ngeri sedep. 
Setelah melakukan pembayaran dan diberi arahan jalur oleh Pak PB, kami bersiap memasuki hutan lebih dalam, sedang motor kami dibawa oleh Pak PB dan anaknya ke rumah beliau, karena khawatir kalau di tinggal di basecamp tidak ada yang menjaga berhubung pendaki yang bermalam hanya kami saja. 

Hampir magrib, hujan udah turun sejak kami masih melaju dijalanan aspal, bahkan gue sempat turun dari motor karena gak kuat nanjak saat memasuki perkebunan warga dengan kondisi jalan licin, terus kepeleset juga pas hampir nyampe basecamp karena memang kondisi ban motor temen gue udah botak wkwk sungguh mengcapek. 
Key lanjoot, kita mulai nanjak jam setengah 6 mengikuti arahan Pak PB tadi, baru setengah jam jalan, setengah jam lho iniii baru mulai, entah kenapa saat itu kondisi badan gue kek kurang oke aja gitu fren, pala kleyengan muter muter kek omongannya politikus xixi, ngap-ngapan napas gue sesek gitu, pandangan burem kek mo pingsan padahal seumur umur gue gatau juga rasanya pingsan wkwk, gue minta temen-temen buat lebih santuy jalannya, asli lemah banget gue saat itu, tiap 5 menit berenti, kayanya ni kayanya badan ku kaget karena dah lamaaa benget berbulan-bulan gak hiking/naik gunung, olahraga jarang, pulang kerja capek maen langsung nanjak ae, oksigen juga menipis kali ya rebutan sama pohon karena hari mulai malam. Tapi setelah istirahat cukup, tubuhku mulai stabil dan adaptasi, oke lah buat lanjut jalan. 

Dari basecamp ke post 1 adalah jalur terpanjang dan paling landai, tapi engga landai wkwk cuma dibanding track lain ini paling mending, dari awal jalur udah langsung menanjak, kiri-kanan didominasi pohon pinus juga ada sebagian kebun rumput yang sengaja di tanam untuk pakan ternak, dan kebun kopi milik warga. Semakin ke atas vegetasi pohon pinus pun semakin padat mendominasi, kami sampai di pos 2 pukul 7 dan memutuskan untuk camp disini sesuai arahan Pak PB. 
Kita langsung bagi tugas, cowo bangun tenda, cewe masak, lanjut kegiatan personal kek ganti baju, solat dll. Langit sudah benar-benar gelap, gerimis turun menambah kesyahduan, 2 tenda pun sudah didirikan, saatnya pulang, lho kan baru nyampeee hey, saatnya menikmati santap malam uhuy... 

Bincang hangat di malam yang kian dingin, nyanyian alam beradu dengan musik yang kami putar, api unggun semakin mengecil, dan kantuk mulai menyambangi kami di suhu 14 derajat celcius tepat tengah malam. Ah markibooo.. 

Pagi pukul 8 usai sarapan kami lanjutkan perjalanan mencari kitab suci ini menuju puncak, mulai ramai beberapa rombongan pendaki yang tektok (naik-turun sehari tanpa camp) sejak subuh. Dan benar saja, memutuskan camp di pos 2 adalah milihan terbaik, karena track menuju pos-pos selanjutnya adu mama sayangeeee nanjak kali bukan main, dagu ketemu lutut itu lho, dua tangan mesti cari pegangan, akan repot kalau membawa barang/keril besar, juga lahan terbatas yang tidak memungkinkan untuk mendirikan tenda. Sangat terlihat bahwa gunung ini masih sangat asri dan jarang terjamah manusia, vegetasi tumbuhan yang besar dan sangat rapat membuat jalur yang dilalui cukup gelap tak tersentuh cahaya mentari. Namun semakin mendekati puncak, pancaran cahaya semakin terlihat dari banyak celah, setelah melewati pos 5 dengan segala daya dan upaya kami tiba di puncak pukul 10 dengan ngos-ngosan mantap! 
Sedikit kecewa tak bisa melihat pemandangan Kota Bandung yang menjadi ekspektasi saia, karena terhalang pepohonan yang tinggi-tinggi bingit woy aelaaah, jadi puncak nya tidak dugul alias gundul ya pemirsah, ada lahan kosong nya tapi sekelilingnya tertutup pepohonan tinggi.. Jangan berharap lebih. Tapi setiap perjalanan akan tetap selalu mengesankan bukan? 

Tak lama menghabiskan waktu di puncak, kami kembali turun ke camp, berbincang dan istirahat sebentar, lalu berkemas dan bergegas pulang.. 
Gak langsung pulang sih, sebelum ngambil motor kite kite ngaso bentar, jajan dan ngobrol sama warlok yang saat itu ramai karena sedang berlangsung pertandingan voli tarkam wkwk
Perut kenyang, dah ya pulaaaang.. Capek dong saia ngetik kepanjangan..

Dah ah mau gegeroh dulu bhay..
Tencuuu dah baca! 

Komentar

Postingan Populer