DIKEBUMIKAN
Jika terlihat olehmu kepulan asap yang hitam tersuat diantara
jiwa yang terbakar, maka sunggguh kau sedang menyaksikan upacara pemakaman
rindu-rindu yang membatu dihantam lelah dan keputus-asaan. Ah tidak, lebih
tepatnya ia melumatkan dirinya sendiri dari mengais mimpi-mimpi yang tak pasti.
Takut, Resah, Harap, Mimpi, dan Kenyataan, seluruhnya hadir menghadiri upacara
pemakaman tanpa ada satupun yang menangis. Tanpa satupun yang mengira bahwa
Rindu akan segera dikebumikan.
Dan paling tidak, malam ini aku menyadari bahwa September tak
pernah hadir untukku, mungkin ia terlalu takut pada pasukan rindu yang sejak
lama bersiap diri menghadapi pertemuan. Atau juga ia teramat patuh pada
Tuhannya. Hingga pertemuan pun seketika berubah pertempuran antara harap dan
ikhlas, nyanyian rindu yang tak berbalas, namun juga tak terbatas.
Dan kau yang mencium bau busuk dari janji-janji. Saksikanlah saat
tubuhnya terurai rasa malu yang membakar dirinya sendiri, dan ketahuilah bahwa ia yang paling berbahagia
atas upacara pemakaman ini. Janji sangat senang jika Rindu kini mati. Saat do’a
membakar kuburnya, saat itu pula asapnya menyebar menghampiri jiwa-jiwa yang
lara untuk turut merasakan kesedihan serta harapnya. Lalu saat hujan
menghentikannya, kau akan melihat sisa-sisa abu dan debu bertebaran, itulah
sisa-sisa keikhlasan yang tak terikhlaskan. Tunggu saja angin keajaiban yang
kan menyalakannya kembali.
Bagus tulisannya. Aku suka.
BalasHapusWhoa terima kasih!
Hapus